Dirangkum dari jurnal ilmiah: Harbeck et al. (2019) in Nature Reviews
EPIDEMIOLOGI
- Di tahun 2018 : 2.1 juta kasus baru kanker payudara (pada wanita); 626.679 kematian akibat kanker payudara
- Insidensi di tingkat global:
- Insidensi tinggi di negara maju
- Insidensi rendah di negara berkembang
Fenomena insidensi rendah di negara berkembang ini berhubungan deteksi dini yang belum se-maju di negara maju. Perbandingan lebih lanjut tentang fenomena kanker payudara secara umum di negara maju vs negara berkembang dapat dilihat pada tabel berikut.
Developed countries | Developing countries | |
Stage kanker saat deteksi | Stage awal | Stage lanjut (lebih parah) |
Terapi | Tersedia terapi paling modern (cutting edge treatment) | Terapi paling modern lebih lambat dapat diaplikasikan di daerah ini |
Prognosis | Lebih baik (karena deteksi dini dan ketersediaan terapi) | Survival lebih buruk |
Usia saat diagnosis kanker payudara | 60-70 tahun | 40-50 tahun |
PREDISPOSISI GENETIK
- Sekitar 10% kanker payudara berhubungan dengan faktor genetic yang diwariskan
- Mutasi pada dua gen suppressor tumor, BRCA1 dan BRCA2 menunjukkan pola autosomal-dominant inheritance. Hal ini berarti mutasi yang terjadi pada salah satu copy gen tersebut dapat meningkatkan risiko kanker payudara secara signifikan. BRCA1 dan BRCA2 adalah gen yang mengode protein yang berperan dalam perbaikan DNA melalui mekanisme homologous repair.
- Risiko kumulatif rata-rata perkembangan kanker payudara hingga usia 80 tahun: mutasi BRCA1 (72%) dan mutase BRCA2 (69%)
GAYA HIDUP DAN FAKTOR LINGKUNGAN LAIN
- Berbagai faktor yang dapat menyebabkan pola epidemiologi kanker payudara di berbagai negara: faktor kultural, gaya hidup, dan program-program nasional terkait kanker payudara
- Sekitar 20% kanker payudara dapat dihubungkan dan disebabkan oleh faktor risiko yang dapat diintervensi: obesitas, tidak aktif secara fisik, dan konsumsi alcohol. Gaya hidup sehat harus menjadi salah satu tema utama dalam kampanye anti kanker payudara
- Dua paper terbaru (1, 2) menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko kanker payudara dengan signifikan. Konseling gaya hidup sehat dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada wanita yang memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal untuk menurunkan risiko kanker payudara.